Share Anda mungkin pernah mendengar tentang istilah Self Fullfiling Prophecy. Sesuatu hal yang diyakini bisa benar-benar menjadi kenyataan. Ini tentang kepercayaan. Jika Anda meminta, Anda akan mendapatkan. 

Pohon Pengabul Permohonan
Seorang pria miskin berjalan ke dalam hutan sambil meratapi nasibnya yang penuh dengan kesusahan. Ia beristirahat di bawah pohon, yaitu pohon ajaib yang bisa mengabulkan semua permohonan dari semua orang yang berada dekat dengan pohon itu. Pria itu sangat haus dan ingin minum. Tiba-tiba secangkir air dingin segar muncul di tangannya. Terkejut, pria itu melihat seksama air tersebut. Setelah merasa air itu aman, ia meminumnya. Pria itu kemudian merasa lapar dan ingin sesuatu untuk makan. Sepiring makanan muncul dihadapannya. “Keinginanku terkabul,” ia berpikir setengah tidak percaya. “Kalau begitu aku ingin memiliki rumah yang bagus milikku sendiri, “ ia berteriak dengan keras. Rumah itu secara ajaib muncul di sebelahnya. Senyum lebar muncul di muka pria itu. Ia lalu meminta pelayan untuk merawat rumahnya. Ketika pelayan itu muncul, pria itu sadar bahwa ia telah dikaruniai dengan keajaiban. Pria itu lalu meminta seorang wanita cantik, pintar, dan mencintai dirinya untuk mendampinginya. Keinginannya terkabul. “Tunggu, ini aneh,” kata pria itu pada si wanita,”Aku tidak seberuntung ini. Hal ini tidak mungkin terjadi padaku.” Saat ia bicara … semuanya menghilang. Pria itu menganggukkan kepala dan berkata,”Betul kan.” Kemudian pria itu berjalan pergi sambil meratapi nasibnya yang penuh kesusahan. Langkah pertama untuk menjadi kaya, adalah bagaimana Anda meyakinkan diri Anda bahwa Anda benar-benar ingin dan bisa menjadi kaya. Anda harus percaya dalam waktu tertentu Anda akan bisa melakukannya. Seperti cerita Pohon Pengabul Permohonan di atas, jika Anda tidak percaya bisa melakukannya, akhir ceritanya tetap sama, Anda tetap tidak akan bisa melakukannya karena Anda tidak memiliki determinasi yang kuat untuk itu. Seorang pelari yang tidak yakin akan sampai di garis finish akan kehilangan semangat. Setelah itu, boroboro mencapai garis finish, melangkahkan kaki saja rasanya berat sekali. Ia akan berhenti di tengah jalan. Saya sering melihat banyak olahragawan yang mestinya secara fisik sudah tidak mampu melanjutkan, tapi akhirnya mereka bisa menang. Hal ini disebabkan karena mereka ingin dan yakin bisa menang. Anda bisa melihat kesuksesan orang lain hanya dari caranya berbicara, caranya memandang diri sendiri. Kata-kata merupakan alat seorang manusia yang paling penting. Saya percaya bahwa perkataan adalah cerminan dari apa jadinya kita di masa depan. Bill Gates – si mahasiswa drop out - percaya bahwa softwarenya akan hadir di setiap rumah tangga di Amerika. Hasilnya Anda bisa lihat sendiri. Anda tidak perlu menjadi paranormal untuk bisa melihat seseorang akan menjadi kaya atau miskin. Hanya dengarkan perkataannya. Anda pasti sering mendengar seseorang mengatakan bahwa mereka ingin
menjadi kaya. Sebenarnya mereka mengatakan keinginannya menjadi kaya hanya SEBATAS HARAPAN dan bukan kepastian. Ketika mereka mengatakan ini, mereka tidak akan berbuat apa-apa. Jika ada usahapun, biasanya tidak dilakukan dengan sepenuh hati. Harapan mereka akan kekayaan akhirnya jatuh pada menang undian dan menang kuis. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang meragukan atau tidak yakin akan tujuan Anda, Anda baru saja membunuh keinginan Anda – tanpa Anda sadari. Setiap waktu Anda ragu-ragu, setiap itu pula Anda menjauhkan diri dari apa yang ingin
Anda capai. Orang kaya sangat yakin pada masa depannya, bahkan sebelum mereka menjadi kaya. Mereka memiliki bayangan mereka sendiri sebagai orang kaya di masa depan. Orang kaya menjadi kaya karena mereka tidak terfokus pada survival, atau pengeluaran sehari-hari. Mereka menjadi kaya karena memfokuskan pikiran, tenaga, dan waktu untuk mengakumulasi kekayaaan dalam jangka panjang. Anda mungkin ragu, “Apakah saya akan menjadi pungguk merindukan bulan ?” Saya katakan, lebih baik memiliki tujuan dan Anda berusaha untuk mencapainya daripada menjadi orang yang tidak memiliki tujuan sama sekali. Soal tercapai atau tidak dan kapan tercapainya, itu urusan nanti. Anda dapat mengusahakannya. Dengan memiliki tujuan yang Anda tetapkan sendiri dan bayangan tentang
tujuan itu, Anda akan bisa melihat bagaimana Anda bisa mencapainya. 

“Ordinary people believe only in the possible. Extraordinary people visualize not what is possible or probable, but rather what is impossible. And by visualizing the impossible, they begin to see it as possible.”
- Cherie Carter-scott

Jadi tetapkan diri Anda untuk menjadi kaya, walaupun Anda tidak punya uang sekarang. Miskin hanyalah kondisi pikiran. Anda sendirilah yang menentukan masa depan Anda. Kalau Anda sedang dalam lomba lari maraton, yakinlah Anda bisa mencapai garis finish, daripada Anda nanti menggantung sepatu dan menjadi penonton.

Label: 0 komentar | | edit post
Share Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.

Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Jack.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.

“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

“Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.

Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. dari Bob.

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

dari berbagai sumber
Label: 0 komentar | | edit post
Share Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”. Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, “anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan”, Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah Itu?”, tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “siapakah kamu ?”. Abubakar r.a menjawab, “aku orang yang biasa”. “Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
Label: 0 komentar | | edit post
Share
Seorang pemuda sebentar lagi akan
diwisuda,sebentar lagi dia akan
menjadi seorang sarjana, akhir dari
jerih payahnya selama beberapa
tahun di bangku pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia
melewati sebuah showroom, dan
saat itu dia jatuh cinta kepada
sebuah mobil sport, keluaran
terbaru dari Ford. Selama beberapa
bulan dia selalu membayangkan,
nanti pada saat wisuda ayahnya
pasti akan membelikan mobil itu
kepadanya. Dia yakin, karena dia
anak satu-
satunya dan ayahnya sangat sayang
padanya, sehingga dia yakin banget
nanti dia pasti akan mendapatkan
mobil itu. Dia pun berangan-angan
mengendarai mobil itu, bersenang-
senang dengan teman-temannya,
bahkan semua mimpinya itu dia
ceritakan keteman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah
wisuda, dia melangkah pasti ke
ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan
dengan berlinang air mata karena
terharu dia mengungkapkan betapa
dia bangga akan anaknya, dan
betapa dia mencintai anaknya itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah
bingkisan,... bukan sebuah kunci !
Dengan hati yang hancur sang anak
menerima bingkisan itu, dan dengan
sangat kecewa dia membukanya.
Dan dibalik kertas kado itu ia
menemukan sebuah Kitab Suci yang
bersampulkan kulit asli, dikulit itu terukir indah namanya dengan tinta
emas. Pemuda itu menjadi marah,
dengan suara yang meninggi dia
berteriak, "Yaahh... Ayah memang
sangat mencintai saya, dengan
semua uang ayah, ayah belikan
alkitab ini untukku ? " Lalu dia
membanting Kitab Suci itu dan lari
meninggalkan ayahnya. Ayahnya
tidak
bisa berkata apa-apa, hatinya
hancur, dia berdiri mematung
ditonton beribu pasang mata yang
hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak
telah menjadi seorang yang sukses,
dengan bermodalkan otaknya yang
cemerlang dia berhasil menjadi
seorang yang terpandang. Dia
mempunyai rumah yang besar dan
mewah, dan dikelilingi istri yang
cantik dan anak-anak yang cerdas.
Sementara itu ayahnya semakin tua
dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda
itu, anaknya pergi meninggalkan dia
dan tak pernah menghubungi dia.
Dia berharap suatu saat dapat
bertemu anaknya itu, hanya untuk
meyakinkan dia betapa kasihnya
pada anak itu. Sang anak pun
kadang rindu dan ingin bertemu
dengan sang ayah, tapi mengingat
apa yang terjadi pada hari
wisudanya, dia menjadi sakit hati
dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah
telegram dari kantor kejaksaan yang
memberitakan bahwa ayahnya telah
meninggal, dan sebelum ayahnya
meninggal, dia mewariskan semua
hartanya kepada anak satu-satunya
itu. Sang anak disuruh menghadap
Jaksa wilayah dan bersama-sama ke
rumah ayahnya untuk mengurus
semua harta peninggalannya. Saat
melangkah masuk ke rumah itu,
mendadak hatinya menjadi sangat
sedih, mengingat semua kenangan
semasa dia tinggal di situ. Dia
merasa sangat menyesal telah
bersikap jelak terhadap ayahnya.
Dengan bayangan-bayangan masa
lalu yang menari-nari di matanya,
dia menelusuri semua barang
dirumah itu. Dan ketika dia
membuka brankas ayahnya, dia
menemukan Kitab Suci itu, masih
terbungkus dengan kertas yang
sama beberapa tahun yang lalu.
Dengan airmata berlinang, dia lalu
memungut Kitab Suci itu, dan mulai
membuka halamannya. Di halaman
pertama Kitab Suci itu, dia membaca
tulisan tangan ayahnya, "Sebaik-
baik manusia adalah mereka yang
paling bermanfaat bagi orang lain.
Dan Tuhan Maha Kaya dari segala
apa yang ada di dunia ini"
Selesai dia membaca tulisan itu,
sesuatu jatuh dari bagian belakang
Kitab Suci itu. Dia memungutnya,....
sebuah kunci mobil ! Di gantungan
kunci mobil itu tercetak nama dealer,
sama dengan dealer mobil sport
yang dulu dia idamkan ! Dia
membuka halaman terakhir Alkitab
itu, dan menemukan di situ terselip
STNK dan surat-surat lainnya,
namanya tercetak di situ. dan
sebuah kwitansi
pembelian mobil, tanggalnya tepat
sehari sebelum hari wisuda itu. Dia
berlari menuju garasi, dan di sana
dia menemukan sebuah mobil yang
berlapiskan debu selama bertahun-
tahun, meskipun mobil itu sudah
sangat kotor karena tidak disentuh
bertahun-tahun, dia masih mengenal
jelas mobil itu, mobil sport
yang dia dambakan bertahun-tahun
lalu. Dengan buru-buru dia
menghapus debu pada jendela mobil
dan melongok ke dalam. bagian
dalam mobil itu masih baru, plastik
membungkus jok mobil dan setirnya,
di atas dashboardnya ada sebuah
foto, foto ayahnya, sedang
tersenyum bangga. Mendadak dia
menjadi lemas, lalu terduduk di
samping mobil itu, air matanya tidak
terhentikan, mengalir terus
mengiringi rasa menyesalnya yang
tak mungkin diobati........
SEBERAPA MAHAL DAN
BERHARGANYA KITA PERNAH
KEHILANGAN SEBUAH BARANG,
NAMUN TAK SEMENYESAL JIKA KITA
KEHILANGAN ORANG-ORANG YANG
KITA CINTAI
(Sebelum kita meminta
maaf padanya)...
Label: 0 komentar | | edit post
Share

DULU SATU SATUNYA SMA NEGRI DI PADANG PANJANG


SEKARANG TELAH BERGANTI MENJADI SMK NEGERI 1 PADANG PANJANG


           KINI LAH BATUKA NAMO JO TAMPEK
Label: 0 komentar | | edit post
Share
Malam membelenggu pola pikirku..
Yg kini jadi pikun karna terlalu banyak dijejali irisan irisan hatimu yg membusuk.. Jamanpun tertawa bengis..
Menggataiku goblok..
Tapi memang gurat gurat layu membekas dalam diwajahku..
Terlalu kaku untukku arahkan..
Mataku yang terus saja menatapmu..
Walalu kepala telah aku puntir..
Tetap saja mataku menandur masalalu di otaku
Wooy..
Bangun..
Jiwaku..
ragaku..
Dia sudah mati..
Biar dimakan ulat bumi..
Jangan kau gali lagi..
Hatiku retak membercak..
Melempar detak ke bulan sabit..
Dan tertahan aku disana..
Dibalik jeruji kayu..
Aku tertahan.. Memunguti mimpi..
Yg sudah kau injak2..
dan aku tak bisa menatap
masa depanku..

Label: 0 komentar | | edit post
Share

Nama                    : EKA JUNAIDI SH
Asal Kelas             :  1/7
Tmpt/Tgl Lhr         : Padang Panjang  5 Maret 1974
Pekerjaan              : Pengacara
Alamat dahulu        :
Alamat Sekarang   :


Label: 0 komentar | | edit post
Album @94 SMA PAPA

Alumni SMAN @ 94 Padang Panjang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...