Share
Sebagai junor kami harus di tempa oleh senior di masa masa ospek ini, Ada ada saja kesalahan kami para junor di cari oleh para senior, agar mereka bisa menghukum kami. Apalagi saat di gembleng baris berbaris, yang di pandu oleh senior. Sedikit kesalahan berakibat fatal. Hukuman harus di jalani. Mental kami benar benar di uji pada saat saat ini. Kadang ada rasa takut untuk kembali sekolah esok hari. tapi mau bagai mana lagi, semua harus kami jalani untuk bisa tetap bersekolah di SMA NEGERI PADANG PANJANG
Seminggu terasa lama bagi kami untuk melewati masa masa ospek ini. Karena pada saat ini kami para junior selalu merasa cemas dan ketakutan. Takut menjadi bahan ke jahilan para senior. Kadang di antara beberapa teman terbesit rasa benci dan dendam pada para senior. Karena hampir tiap hari jadi bahan kejahilan.Walau pun mereka tak serius ngerjain kita. tapi kita yang pada saat itu baru beranjak dewasa merasa ketakutan juga oleh ulah para senior.
Di hari terakhir masing masing kami di suruh membawa sepotong kayu oleh senior. Kami tidak tahu untuk apa kayu itu. Dalam benak kami hanya terpikir agar masa orientasi ini segera usai. agar kami segera terbebas dari siksaan para senior. Tapi sebelum jam terakhir batas waktu masa orientasi kami berakhir, nanti sore kami harus kembali lagi ke sekolah. Begitulah maklumat yang di sampaikan oleh senior. Jiwa yang hampir merdeka, terbebas dari siksa kembali tertunduk lesu mendengar pengumuman itu.Kami merasa takut apa lagi yang akan terjadi pada kami di sore nanti.
Ternyata tak selamanya para senior itu jahat. Tampa kami sadari mereka telah mempersiapkan satu acara yang paling berkesan bagi kami untuk mengakhiri masa orientasi siswa baru di SMA NEGERI PADANG PANJANG ANGKATAN 1991/1992.Saat memasuki gerbang sekolah kami melihat tumpukan kayu di tengah lapangan upacara. Tumpukan kayu siap untuk di bakar, dan yang terbesar pernah aku lihat.
Sore itu menjelang magrib, dengan seluruh Majelis guru dan seluruh senior kami mengada kan upacara penutupan orientasi siswa ANGKATAN 1991/1992 DI SMA NEGERI PADANG PANJANG. Dengan acara penurunan bendera dan sedikit pidato dari kepala sekolah yang menyatakan acara orientasi siswa ANGKATAN 1991/1992 resmi di tutup. Mendengar pidato itu jiwa kami terasa bebas merdeka.
Dan sebagai prosesi terakhir acara penutupan kepala sekolah kami menyulut api pada unggunan kayu di tengah lapangan. Saat api mulai menyala semangat baru kami pun mulai berkobar merasakan kemerdekaan, terbebas dari himpitan dan tekanan yang di lakukan oleh para senior beberapa hari ini.
Ketika saling berjabat tangan antara senior dan junior, saling memaafkan menghilangkan rasa benci dan dendam. Perasaan kami haru, bahkan ada di antara kawan yang sampai menitik kan air mata.
Seiring dengan kobaran api unggun yang kian besar.seakan membakar rasa benci dan dendam di hati kami masing masing.Melenyapkan semua pederitaan yang kami alami di masa masa orientasi siswa. Yang tinggal hanya rasa kebersamaan. Sama sama siswa dari SMA NEGERI PADANG PANJANG.
Sore itu adalah sore terindah yang pernah ku lewati bersama kawan kawan seangkatan.Mungkin kalian tak kan pernah melupakan masa masa itu. Karena masa masa itu pernah kita lewati bersama.
Seminggu terasa lama bagi kami untuk melewati masa masa ospek ini. Karena pada saat ini kami para junior selalu merasa cemas dan ketakutan. Takut menjadi bahan ke jahilan para senior. Kadang di antara beberapa teman terbesit rasa benci dan dendam pada para senior. Karena hampir tiap hari jadi bahan kejahilan.Walau pun mereka tak serius ngerjain kita. tapi kita yang pada saat itu baru beranjak dewasa merasa ketakutan juga oleh ulah para senior.
Di hari terakhir masing masing kami di suruh membawa sepotong kayu oleh senior. Kami tidak tahu untuk apa kayu itu. Dalam benak kami hanya terpikir agar masa orientasi ini segera usai. agar kami segera terbebas dari siksaan para senior. Tapi sebelum jam terakhir batas waktu masa orientasi kami berakhir, nanti sore kami harus kembali lagi ke sekolah. Begitulah maklumat yang di sampaikan oleh senior. Jiwa yang hampir merdeka, terbebas dari siksa kembali tertunduk lesu mendengar pengumuman itu.Kami merasa takut apa lagi yang akan terjadi pada kami di sore nanti.
Ternyata tak selamanya para senior itu jahat. Tampa kami sadari mereka telah mempersiapkan satu acara yang paling berkesan bagi kami untuk mengakhiri masa orientasi siswa baru di SMA NEGERI PADANG PANJANG ANGKATAN 1991/1992.Saat memasuki gerbang sekolah kami melihat tumpukan kayu di tengah lapangan upacara. Tumpukan kayu siap untuk di bakar, dan yang terbesar pernah aku lihat.
Sore itu menjelang magrib, dengan seluruh Majelis guru dan seluruh senior kami mengada kan upacara penutupan orientasi siswa ANGKATAN 1991/1992 DI SMA NEGERI PADANG PANJANG. Dengan acara penurunan bendera dan sedikit pidato dari kepala sekolah yang menyatakan acara orientasi siswa ANGKATAN 1991/1992 resmi di tutup. Mendengar pidato itu jiwa kami terasa bebas merdeka.
Dan sebagai prosesi terakhir acara penutupan kepala sekolah kami menyulut api pada unggunan kayu di tengah lapangan. Saat api mulai menyala semangat baru kami pun mulai berkobar merasakan kemerdekaan, terbebas dari himpitan dan tekanan yang di lakukan oleh para senior beberapa hari ini.
Ketika saling berjabat tangan antara senior dan junior, saling memaafkan menghilangkan rasa benci dan dendam. Perasaan kami haru, bahkan ada di antara kawan yang sampai menitik kan air mata.
Seiring dengan kobaran api unggun yang kian besar.seakan membakar rasa benci dan dendam di hati kami masing masing.Melenyapkan semua pederitaan yang kami alami di masa masa orientasi siswa. Yang tinggal hanya rasa kebersamaan. Sama sama siswa dari SMA NEGERI PADANG PANJANG.
Sore itu adalah sore terindah yang pernah ku lewati bersama kawan kawan seangkatan.Mungkin kalian tak kan pernah melupakan masa masa itu. Karena masa masa itu pernah kita lewati bersama.